Aku seorang Kristen dan sering menghadiri kebaktian di gereja. Setiap hari Minggu, Pendeta Jin seperti biasa akan berkhotbah dengan penuh semangat dari atas mimbar, dengan mengatakan, "Sekarang kita dapat melihat dari segala macam tanda bahwa hari kedatangan Tuhan semakin dekat.
Pada saat yang genting ini, beberapa saudara-saudari mulai merasa khawatir tentang apakah mereka akan dapat memasuki kerajaan surga atau tidak. Mereka mengatakan kasih mereka kepada Tuhan tidak cukup besar, bahwa mereka tidak dapat menerapkan firman Tuhan dan hidup dalam dosa yang tak terhindarkan, dan sebagainya. Aku menganggap kekhawatiran ini tidak perlu. Tepat sebelum Tuhan Yesus mengembuskan napas terakhir-Nya pada kayu salib, Dia berfirman, 'Sudah selesai.' Ini menunjukkan bahwa pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia sepenuhnya sudah selesai, bahwa dosa-dosa kita telah diampuni oleh Tuhan Yesus, bahwa kita telah diampuni dan diselamatkan dan, ketika Tuhan datang, kita akan segera diangkat ke surga! Kita benar-benar tidak boleh kehilangan keyakinan akan masuknya kita ke surga …." Setiap kali mendengar Pendeta Jin mengatakan ini, meskipun aku selalu merindukan Tuhan datang untuk menerima kita ke surga, aku juga tidak tahan untuk bertanya-tanya: Apakah akan benar-benar seperti perkataan Pendeta Jin? Bisakah kita benar-benar diangkat ke surga ketika Tuhan datang?
Aku tidak tahu kapan dimulainya, tetapi pada titik tertentu, kehidupan dan kepercayaanku menjadi terpisah. Dalam kehidupanku, pandangan kami yang berbeda berarti bahwa aku dan ibu mertuaku pada akhirnya akan sering berdebat, dan seiring waktu berlalu, timbul perasaan tidak sukaku kepadanya dan aku mulai menghindarinya. Ini juga terjadi pada suamiku. Oleh karena dia sering menuntutku, aku akan mengeluh bahwa dia tidak menghargai atau memikirkan aku. Aku tahu bahwa Tuhan mengajarkan bahwa kita harus saling mengasihi, dan aku berdoa dan bertobat kepada-Nya berkali-kali. Namun, setiap kali bertengkar dengan mereka, aku tetap tidak tahan untuk membenci mereka, dan menjadi seperti ini terhadap keluargaku sendiri berarti bahwa aku bahkan lebih buruk terhadap orang-orang di luar keluargaku. Tuhan Yesus berfirman, "Akan tetapi jika engkau tidak mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain, Bapamu juga tidak akan mengampuni segala kesalahanmu" (Matius 6:15). Dan Ibrani 10:26 menyatakan, "Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu." Setiap kali membaca firman ini, aku akan merasa khawatir dan takut. Aku tidak dapat menerapkan ajaran Tuhan dan berbuat dosa dengan kesadaran penuh. Dengan melakukan ini, tentunya tidak ada lagi korban penghapus dosa yang dapat aku lakukan untuk menebus dosa-dosaku? Jadi, aku merasa sedih dan bingung.
Suatu hari pada bulan Juli, aku bertemu seseorang bernama Saudara Li, yang berasal dari gereja lain, di rumah temanku. Oleh karena kami semua percaya pada Tuhan, kami mengobrol bersama dengan sangat ramah. Saat kami membicarakan tentang kegelapan dan kejahatan dalam masyarakat dewasa ini dan tentang bagaimana semua orang hidup dalam dosa, Saudara Li mengatakan bahwa akar penyebabnya adalah, setelah Iblis merusak umat manusia, kita semua mulai hidup di dalam watak rusak Iblis, dan kita menjadi congkak dan sombong, bengkok dan penuh tipu daya, egois dan hina, dan kita mulai berencana buruk terhadap satu sama lain demi keuntungan, dan kita mulai berkelahi satu sama lain dan tidak mendengarkan orang lain. Ini mengakibatkan orang-orang tidak dapat hidup damai dengan satu sama lain, termasuk orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Aku sepenuhnya setuju dengan perkataan Saudara Li dan sangat terpengaruh oleh kata-katanya. Setelah itu, Saudara Li membicarakan antara lain tentang niat Tuhan di balik penghancuran dunia dengan air bah dan penghancuran bangsa Sodom dengan api, dan dia membicarakan tentang pentingnya Tuhan mengambil nama yang berbeda di setiap zaman, serta misteri inkarnasi Tuhan. Aku sudah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi ini pertama kalinya aku mendengar seseorang bersekutu tentang hal-hal seperti itu. Saudara Li berbicara secara rasional dan apa yang dia sampaikan sesuai dengan Alkitab. Apa yang dia sampaikan mencerahkan dan rasanya benar-benar segar dan baru di telingaku. Aku berpikir dalam hati: Kami semua percaya kepada Tuhan, jadi bagaimana mungkin Saudara Li tahu sebanyak itu? Aku harus mendengarkan perkataannya dengan penuh perhatian! Tidak lama kemudian, Saudara Li membicarakan tentang Tuhan yang meluncurkan pekerjaan keselamatannya selama enam ribu tahun untuk menyelamatkan umat manusia, dan dia membicarakan tentang kisah di balik pekerjaan Yahweh pada Zaman Hukum Taurat dan pekerjaan Tuhan Yesus pada Zaman Kasih Karunia, dan dia membicarakan tentang nubuat dalam Alkitab yang menyatakan Tuhan akan melakukan tahap pekerjaan penghakiman, hajaran dan penyucian terhadap manusia pada akhir zaman. Dia mengatakan bahwa, setelah manusia disucikan, kita kemudian dapat dibawa oleh Tuhan ke dalam kerajaan, dan dia berkata dengan gembira, "Saudari, Tuhan Yesus yang telah lama kita rindukan telah datang kembali sebagai Tuhan yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Dia saat ini sedang melaksanakan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan, dan ini adalah tahap terakhir pekerjaan Tuhan …"
Saat mendengar bahwa Tuhan masih harus melakukan tahap pekerjaan penyucian terhadap manusia, hatiku mulai berpacu, dan aku berpikir: Bagaimana mungkin masih ada tahap pekerjaan penghakiman? Ketika Tuhan Yesus disalibkan, Dia jelas-jelas berfirman, 'Sudah selesai,' artinya pekerjaan Tuhan sudah selesai, bahwa kita telah diampuni dan diselamatkan dan bahwa, ketika Tuhan datang kembali, kita akan segera diangkat ke surga. Tidak mungkin ada pekerjaan baru. Memikirkan hal ini, aku berkata kepada Saudara Li, "Aku telah mendengar banyak pendeta berkhotbah dan belum pernah mendengar bahwa Tuhan Yesus masih memiliki tahap pekerjaan yang harus dilakukan ketika Dia datang kembali. Selain itu, ketika Yesus disalibkan, Dia berkata, 'Sudah selesai,' dan ini menunjukkan bahwa pekerjaan untuk menyelamatkan umat manusia telah selesai. Bagaimana mungkin ada pekerjaan penghakiman pada akhir zaman? Aku tidak bisa memahami apa yang engkau katakan," Saudara Li tersenyum dan melanjutkan persekutuannya, tetapi tidak ada yang masuk ke dalam pikiranku, jadi aku mohon diri dan meninggalkan rumah temanku.
Saat tiba di rumah malam itu, aku tidak dapat memahaminya sekerap apa pun aku berusaha untuk memikirkannya: Bagaimana mungkin Tuhan melakukan sebuah pekerjaan baru? Namun kemudian aku memikirkan bagaimana Saudara Li memberikan persekutuan yang begitu mencerahkan. Aku belum pernah mendengar seorang pun bersekutu dengan sejelas dan sedetail ini tentang pekerjaan Tuhan dan tentang maksud-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Keesokan harinya, temanku memintaku untuk pergi bersamanya ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk menyelidiki hal ini, tetapi aku berkata kepadanya, "Aku tidak ingin pergi. Mereka mengatakan Tuhan telah datang kembali dan bahwa Dia sedang melakukan tahap pekerjaan baru, tetapi menurutku hal ini tidak mungkin." Temanku menasihatiku, mengatakan, "Hanya Gereja Tuhan Yang Mahakuasa yang sekarang bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali, dan dalam hal menyambut kedatangan kembali Tuhan, kita harus melangkah dengan sangat hati-hati dan menyelidikinya dengan saksama! Terlebih lagi, persekutuan Saudara Li mencerahkan, dan ini adalah sesuatu yang tidak bisa dibandingkan dengan para pendeta di gereja kita. Aku pikir kita harus menyelidikinya terlebih dahulu dan kemudian memutuskan. Ini akan menjadi cara yang relatif baik untuk melakukannya." Perkataan temanku sangat masuk akal; jika aku tidak menyelidiki dengan cara ini, bagaimana aku bisa tahu apakah itu benar atau tidak? Maka, aku pergi bersama temanku ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa.
Sesampai di sana, kami disambut dengan hangat oleh Saudara Li dan dua saudari gereja. Salah seorang saudari kemudian bertanya kepadaku, "Saudari, engkau dapat bertanya kepada kami tentang apa pun yang engkau bingungkan atau apa pun yang tidak engkau pahami. Firman Tuhan Yang Mahakuasa dapat menjawab semua pertanyaan kita." Aku berkata, "Sebelum Tuhan Yesus mengembuskan napas terakhir-Nya di kayu salib, Dia berfirman, 'Sudah selesai.' Aku percaya ini menunjukkan bahwa pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia dengan demikian sudah selesai dan bahwa tidak ada pekerjaan lagi. Lalu mengapa engkau mengatakan bahwa Tuhan sedang melakukan pekerjaan baru pada akhir zaman? Tolong, bisakah engkau bersekutu tentang hal ini denganku?"
Saudari itu memberikan persekutuan, dengan mengatakan, "Kita selalu percaya bahwa ketika Tuhan Yesus berfirman, 'Sudah selesai' di atas kayu salib, Dia bermaksud bahwa pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia telah selesai, dan bahwa ketika Tuhan datang kembali Dia akan segera mengangkat kita naik ke surga dan bahwa Tuhan tidak akan melakukan pekerjaan baru. Namun, apakah kita pernah mempertimbangkan apakah pandangan ini sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak? Apakah pekerjaan Tuhan sudah selesai? Bisakah kita diangkat oleh Tuhan ke surga hanya dengan diampuninya dosa-dosa kita? Firman Tuhan Yang Mahakuasa memberi kita jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Mari kita baca bersama. Firman Tuhan menyatakan: 'Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah penebusan seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau bukan lagi orang berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan secara bertahap harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, tetapi manusia tidak lagi terikat oleh dosa, dosa-dosanya telah diampuni: asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi terikat oleh dosa.' 'Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak.'"
Saudari itu kemudian bersekutu, dengan mengatakan, "Kita tahu dari firman Tuhan yang Mahakuasa bahwa pekerjaan utama inkarnasi Tuhan Yesus adalah penyaliban, menggunakan daging-Nya yang kudus dan tidak bersalah sebagai korban penghapus dosa untuk menebus kita dari dosa-dosa kita. Asalkan kita kemudian berdoa dalam nama Tuhan, dan kita mengaku dosa dan menyesali dosa-dosa kita kepada-Nya, maka dosa-dosa kita diampuni, kita tidak lagi mengalami hukuman oleh hukum dan kita dapat menikmati kelimpahan kasih karunia yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Inilah makna sebenarnya dari diampuni dan diselamatkan dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, dan inilah yang secara khusus dimaksudkan oleh Tuhan Yesus ketika Dia berkata, 'Sudah selesai.' Namun, meskipun dosa-dosa kita diampuni, kita tidak membuang sifat berdosa kita dan kita mampu sering mengungkapkan watak rusak, seperti congkak, menipu, egois, serakah, dan jahat. Kita hidup berputar-putar, berdosa pada siang hari dan mengaku dosa pada malam hari, sama sekali tidak mampu melepaskan belenggu dosa kita. Jika watak rusak Iblis ini tetap tidak berubah, meskipun dosa-dosa kita mungkin diampuni, kita tidak akan memiliki cara untuk menjadi sesuai dengan Tuhan dan tetap akan mampu melakukan sesuatu yang melawan Tuhan. Dalam Alkitab, Tuhan tercatat berfirman, 'jadilah engkau kudus; karena Aku kudus' (1 Petrus 1:16). 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-selamanya' (Yohanes 8:34–35). Tuhan itu benar dan kudus, jadi bagaimana kemudian Tuhan akan mengizinkan orang-orang seperti kita, yang hanya ditebus oleh Tuhan Yesus, yang masih memiliki sifat Iblis yang berakar kuat di dalam diri kita dan tidak pernah bisa menyingkirkan diri kita dari dosa, untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya? Oleh karena itu, Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, dan hanya dengan menjalani penghakiman dan hajaran Tuhan serta disucikan dari watak kita yang rusak, kita dapat memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surgawi. Dari sini, kita dapat melihat bahwa ketika Tuhan Yesus berkata, 'Sudah selesai' di atas kayu salib, Dia hanya bermaksud bahwa pekerjaan Tuhan untuk menebus umat manusia sudah selesai, dan bukan bahwa pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia sudah sepenuhnya berakhir. Wahyu bernubuat, 'Sudah selesai. Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir. Aku akan memberikan kepada ia yang haus, air dari mata air kehidupan dengan cuma-Cuma' (Wahyu 21:6). Ketika pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman sudah selesai dan kita telah disucikan secara menyeluruh oleh Tuhan dan telah masuk ke dalam kerajaan Tuhan, baru pada saat itulah firman 'Sudah selesai' digenapi, dan baru pada saat itulah seluruh rencana pengelolaan Tuhan akan selesai."
Firman Tuhan dan persekutuan saudari itu membuatku mengerti bahwa, ketika Tuhan Yesus berfirman, "Sudah selesai", Dia hanya bermaksud bahwa pekerjaan penyaliban sudah selesai, dan bukan berarti pekerjaan keselamatan Tuhan sudah selesai sepenuhnya. Tuhan belum melakukan pekerjaan penyucian dan pengubahan manusia dan akar masalah dari keberdosaan kita belum terselesaikan. Tidak heran aku tidak bisa menahan diri dari membenci orang lain sebanyak apa pun aku berdoa, bertobat atau mengaku dosa kepada Tuhan. Aku memikirkan Ibrani 12:14 yang menyatakan, "Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan" Ya, pikirku. Tuhan itu suci, dan hanya setelah manusia disucikan kita bisa melihat wajah-Nya. Kita masih memiliki banyak dosa yang belum diselesaikan dan kita tidak dapat sesuai dengan Tuhan, jadi kita pasti belum bisa masuk ke dalam kerajaan surga.
Bersambung …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar