Oleh Zhao Zhen, Amerika Serikat
Suatu hari, aku menyalakan komputer dan melihat bahwa pemerintah PKT menangkap orang-orang Kristen anggota dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan ada banyak publikasi negatif di internet yang mengutuk dan menghujat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Setelah melihat ini, aku tiba-tiba merasa gugup, memikirkan istriku yang masih tinggal di daratan Tiongkok dan yang merupakan orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
Aku segera meneleponnya. Aku tahu pemerintah PKT menganiaya orang-orang yang percaya kepada Tuhan, jadi aku tidak berani bicara terlalu banyak melalui telepon tentang kepercayaan istriku karena takut mendatangkan petaka baginya. Maka aku memberi tahu istriku agar tidak bepergian ke mana-mana (artinya memberitakan Injil), dan tinggal di rumah. Sejak itu, aku sering meneleponnya untuk mengetahui bagaimana keadaannya. Dia mengatakan kepadaku bahwa semuanya baik-baik saja, dan hatiku yang cemas akhirnya sedikit tenang.
Tak berapa lama, aku kebetulan menemukan Kasus Zhaoyuan Shandong 28 Mei di internet. Setelah menonton video itu, aku merasa agak cemas dan berpikir dalam hati, “Orang-orang yang percaya kepada Tuhan semuanya jujur dan baik hati. Bagaimana mereka bisa melakukan hal seperti itu?” Aku buru-buru menelepon istriku dan mengetahui bahwa dia aman dan sehat, dan hatiku yang khawatir menjadi tenang. Aku menganjurkan kepada istriku bahwa dia seharusnya tidak percaya kepada Tuhan lagi dan hanya menjalani kehidupan biasa di rumah. Responsnya menenangkan aku. Tetapi setiap kali aku memikirkan desas-desus negatif di internet, aku akan merasa sangat khawatir pada istriku, khawatir kalau dia akan ditangkap oleh PKT atau bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Meskipun aku sering meneleponnya dan dia selalu memberitahuku bahwa tidak ada yang luar biasa terjadi di rumah, aku masih merasa cemas.
Belakangan, istri dan putraku datang ke Amerika Serikat, dan ketika aku mengetahui bahwa istriku masih percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa, aku menjadi berang, dan mencoba membujuknya agar tidak percaya lagi. Aku juga menunjukkan kepadanya laporan opini publik negatif tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa secara online. Istriku tidak mau membacanya, dan dia berkata padaku, “Itu semua adalah rumor yang diciptakan oleh PKT. Kasus Zhaoyuan Shandong 28 Mei bahkan lebih merupakan kasus kriminal yang diciptakan oleh PKT yang sengaja menciptakan tuduhan palsu untuk menjebak dan menodai Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Semua media Tiongkok adalah corong PKT dan mereka hanya pernah memihak PKT. Bisakah kamu benar-benar memercayai apa yang mereka katakan?” Aku berkata, “Pemerintah PKT menyatakan secara online bahwa ada hubungan yang tidak senonoh antara pria dan wanita di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Bisakah semuanya palsu? Apa pun masalahnya, kamu tidak boleh percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa lagi. Mulai hari ini, kamu harus memutuskan semua kontak dengan mereka.” Istriku menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tegas, “Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan ini merupakan penampakan dan pekerjaan Tuhan yang benar. Aku tidak bisa melepaskannya. Sejak aku bertemu saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, aku telah melihat mereka berpakaian sederhana dan elegan, dan ucapan serta tingkah laku mereka begitu sopan dan bermartabat. Ada beberapa batasan dan prinsip mengenai interaksi antara saudara dan saudari, dan itu sama sekali berbeda dari rumor yang beredar di internet. Selain itu, dalam ketetapan administratifnya, Tuhan Yang Mahakuasa dengan jelas menetapkan bahwa, ‘Manusia memiliki watak yang rusak dan, selain itu, ia memiliki emosi. Oleh karena itu, sangat dilarang bagi dua orang anggota yang berlainan jenis kelamin untuk bekerja bersama-sama ketika melayani Tuhan. Bila ada yang ketahuan melakukannya akan dikeluarkan, tanpa pengecualian—dan tidak seorang pun yang dikecualikan.’ Tuhan itu kudus dan benar; Tuhan paling benci ketika orang-orang bergaul bebas, dan karena itu Dia telah membuat aturan administratif yang ketat. Jika ada yang melanggarnya, mereka akan diusir dari gereja. Saudara dan saudari semuanya mematuhi ketetapan administrasi-Nya, dan tidak ada yang berani melanggarnya. Kisah-kisah yang disebarluaskan secara online oleh PKT adalah rumor dan fitnah yang dibuat-buat, gampang dan sederhana. Kamu tidak boleh percaya semuanya secara membabi buta!” Mendengar istriku menyatakan argumennya dengan lancar, dan dengan sikap tegas, aku menunjuk padanya dan berkata, “Mengapa kamu tidak mau mendengarkan aku? Apa pun yang kamu katakan, kamu tidak boleh percaya kepada Tuhan lagi!” Pertikaian kami menjadi makin panas, tetapi aku tetap tidak bisa meyakinkannya untuk melepaskan kepercayaannya kepada Tuhan.
Pada waktu berikutnya, aku mengacuhkan istriku, tetapi dia tetap terus bersabar memberitakan Injil kepadaku dan membacakan firman Tuhan Yang Mahakuasa padaku, dan menunjukkan padaku beberapa video dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Tetapi saat itu, pikiranku telah tertipu oleh desas-desus yang kubaca via online—aku tidak mendengarkan apa yang dikatakan istriku, dan yang kusaksikan di video itu tidak satu pun yang meresap. Melihat istriku bersikap tegas dan tidak mendengarkan nasihatku sama sekali, dalam kemarahan, aku pergi bekerja di negara bagian lain. Aku hidup sangat menderita waktu itu dan mengalami sakit kepala setiap kali memikirkan masalah ini. Aku juga tidak merasa ingin bekerja, dan bahkan berpikir untuk menceraikan istriku. Setelah itu, istriku jatuh sakit, jadi aku mengambil cuti untuk merawatnya di rumah. Selama periode itu, dia memberitakan Injil padaku berkali-kali, tetapi hatiku tetap kaku. Aku percaya tanpa ragu pada rumor via online dan, tidak peduli apa kata istriku, aku menolak untuk menerima Injil.
Suatu hari, dua saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa datang ke rumah. Melihat mereka bicara begitu bersahaja dan berpakaian begitu sederhana, aku merasa sedikit bingung: Mereka terlihat sepertinya bertingkah laku sopan, dan mereka berpakaian sangat sederhana, pikirku. Mereka tidak seperti yang dikatakan via online. Kedua saudari itu menyambut aku dengan hangat dan, takut kehilangan muka, aku balas menyapa mereka ketika mereka duduk untuk mengobrol. Melihat mereka dan istriku mengadakan pertemuan, aku meninggalkan mereka. Tanpa diduga, para saudari itu mengundang aku untuk duduk dan bicara dengan mereka sebentar, dan istriku mendesak aku agar tetap tinggal dan mendengarkan. Aku akan merasa malu bila menolak, jadi aku duduk dengan enggan.
Setelah aku duduk, Saudari Huang dengan sabar mengajak bersekutu dengan aku tentang asal mula segala sesuatu, kemerosotan umat manusia dan keselamatan Tuhan. Ketika aku mendengarkannya, aku memahami banyak hal yang sebelumnya tidak aku mengerti. Dan kemudian, dia memutar video Hari-Hari Nuh Telah Tiba, dan saudari ini berkata bahwa zaman kita saat ini persis sama dengan zaman Nuh. Manusia telah sangat rusak sehingga sekarang mereka tidak tampak seperti manusia sama sekali. Mereka menganjurkan kekayaan, terlibat dalam pergaulan bebas yang jahat dan tidak menyembah Tuhan. Sehingga untuk menyelamatkan umat manusia, Tuhan datang ke dunia lagi melakukan pekerjaan menghakimi dan menyelamatkan umat manusia, dan hanya jika kita menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, kita dapat membuang kerusakan kita, hidup dalam keserupaan dengan manusia sejati dan mencapai keselamatan Tuhan. Kata-kata ini menyentuh hatiku, terutama nyanyian pujian dari firman Tuhan yang dinyanyikan di akhir video yang mereka perlihatkan padaku, “Manusia Harus Menyembah Tuhan Supaya Punya Takdir yang Baik”: “Tuhan menciptakan dunia ini. Dialah yang menciptakan umat manusia, dan bahkan Dialah perancang kebudayaan Yunani kuno dan peradaban manusia. Hanya Tuhan yang menghibur umat manusia dan hanya Tuhan yang peduli pada umat manusia ini siang dan malam. Perkembangan dan kemajuan manusia tidak dapat dipisahkan dari kedaulatan Tuhan, dan sejarah serta masa depan umat manusia berkaitan erat dengan rancangan-rancangan Tuhan. … Hanya Tuhan sendiri yang mengetahui nasib suatu negara atau bangsa, dan hanya Tuhan sendiri yang mengendalikan perjalanan umat manusia ini. Jika umat manusia ingin mendapatkan nasib yang baik, jika suatu negara ingin mendapatkan nasib yang baik, manusia harus sujud menyembah kepada Tuhan, bertobat dan mengaku di hadapan Tuhan. Jika tidak, nasib dan tempat tujuan manusia tak ayal lagi akan berakhir dalam malapetaka.” Kata-kata ini sangat berwenang dan berkuasa, dan hatiku sangat terguncang. Aku merasa tidak ada orang biasa yang bisa mengatakan hal seperti itu. Aku berpikir: Mungkinkah Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali? Kedua saudari ini tidak terlihat seperti orang jahat, dan dalam pertemuan mereka, mereka hanya bicara tentang kepercayaan kepada Tuhan dan bagaimana mengikuti jalan yang benar dalam hidup. Jadi apa yang terjadi dengan Kasus Shandong Zhaoyuan? Ketika memikirkan hal itu, aku merasa sangat gelisah, khawatir kalau aku akan mulai percaya pada sesuatu yang tidak benar. Ketika kami melanjutkan, meskipun aku tetap mendengarkan mereka, aku menyembunyikan keraguan sepanjang pertemuan.
Belakangan, istriku melihat bahwa aku memiliki keraguan, dan dia menunjukkan padaku video, Kebenaran yang Terungkap Dibalik Kasus Zhaoyuan Pada 28 Mei. Dia berkata padaku, “Kasus Zhaoyuan Shandong 28 Mei hanyalah kasus pembunuhan yang diciptakan oleh PKT untuk mengajukan tuduhan palsu terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Ketika kamu menonton video ini, kamu akan tahu kebenaran yang sebenarnya.” Hatiku mulai melembut saat itu, dan aku ingin membahas hal ini.
Bersambung …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar