6 Sep 2019

Saya Telah Menemukan Jalan Keluar dari Belenggu Dosa

Cara Terlepas dari Dosa, Bacaan Firman Tuhan, Membuang Dosa
Oleh Saudari Ramadi, Filipina
Sebagai seorang Kristen yang telah memercayai Tuhan selama bertahun-tahun, aku sering mendengar para pendeta berkata dalam khotbah mereka, “Orang-orang percaya seperti kita telah ditebus dari dosa-dosa kita dan diampuni. Ketika Tuhan datang kembali, Dia akan mengangkat kita langsung ke kerajaan surga.” Namun, sementara aku tidak sabar menunggu Tuhan Yesus datang kembali dan membawa kita ke kerajaan surga, terjadi sesuatu yang sangat menyakitkan dan membingungkan bagiku.
Setelah menjadi orang percaya, meskipun sering membaca Kitab Suci, berdoa, dan menghadiri kebaktian, aku kebingungan karena sering mendapati diriku tidak mampu menegakkan ajaran Tuhan dalam kehidupanku sehari-hari. Aku tahu betul bahwa Tuhan telah memerintahkan kita untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri kita sendiri dan mengampuni orang lain tujuh puluh kali tujuh kali, tetapi setiap kali suamiku tidak mau mendengarkanku atau seseorang di sekitarku melakukan sesuatu yang tidak kusukai, aku tidak tahan selain menjadi marah. Meskipun aku akan merasa bersalah dan menyesal dan sering kali akan berdoa kepada Tuhan dan mengaku dosa, setiap kali aku menghadapi situasi lain aku tetap tidak bisa mengendalikan diri. Ditambah lagi, aku tidak bisa mengatasi pencobaan sehingga terseret, terpikat oleh tren dunia—aku selalu mengejar tren duniawi. Aku terpikat dengan pakaian dan riasan cantik dan terus-menerus berpikir untuk membeli barang-barang dan pergi berbelanja. Hatiku benar-benar dikuasai oleh kesenangan materi dan aku menghabiskan lebih banyak waktu untuk hal-hal semacam itu daripada untuk kebaktianku atau untuk membaca Kitab Suci. Setelah beberapa saat, aku bahkan sampai pada titik di mana aku merasa semakin tidak suka membaca Alkitab, dan aku juga tidak benar-benar ingin pergi ke kebaktian gereja. Aku tahu bahwa Tuhan tidak menyukai perilaku seperti itu, jadi dalam upaya agar tidak melanjutkan jalan kebobrokan ini, aku memaksakan diri untuk membaca Alkitab dan mencari khotbah secara daring. Namun, meskipun berpegang teguh pada rencanaku, aku tidak menikmatinya dengan sepenuh hati, dan hidupku semakin jauh dari firman Tuhan. Aku meminta bantuan teman-teman gerejaku tentang hal ini, tetapi semua orang hanya mengatakan bahwa selama aku lebih banyak berdoa, Dia akan menunjukkan kepadaku rahmat dan kasih, bahwa Dia akan mengampuni dan memaafkan dosa-dosa kita. Aku tidak merasakan kelegaan dari jawaban mereka karena telah dinyatakan dengan sangat jelas dalam Alkitab: “Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). “Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu” (Ibrani 10:26). Jika Tuhan berkenan mengampuni kita tanpa batas seperti yang dikatakan oleh semua orang, asalkan kita berdoa kepada Tuhan, dosa kita akan diampuni, mengapa Alkitab menyatakan bahwa jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan tentang kebenaran, tidak akan ada lagi pengorbanan untuk dosa? Tanpa pengorbanan untuk dosa, bagaimana kita bisa masuk ke dalam kerajaan surga? Aku tidak memahami saja tentang pertanyaan-pertanyaan ini di dalam hatiku. Aku sering merasa sedih atas hal ini dan berdoa kepada Tuhan: “Ya Tuhan, aku hidup dalam keadaan terus-menerus berbuat dosa dan kemudian mengakui dosa-dosa itu; aku sangat kesusahan. Apa yang bisa aku lakukan untuk melepaskan diri dari dosa? Di mana aku dapat menemukan jawabannya? Tuhan, tolong katakan kepadaku apa kehendak-Mu dalam hal ini! Amin.”
Kemudian pada bulan Januari 2018 aku bertemu dengan beberapa saudari dari Tiongkok secara daring, dan dengan mengobrol bersama mereka, aku mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang Kristen yang sangat taat. Kami membicarakan tentang berbagai hal mengenai iman dan setelah berinteraksi beberapa waktu, aku mulai merasa sangat dekat dengan mereka, sehingga kami dapat benar-benar saling membuka hati kami satu sama lain. Mereka juga sangat taat dalam kehidupan mereka dan memiliki pemahaman dan wawasan yang unik tentang Alkitab. Persekutuan mereka benar-benar mencerahkan dan menyenangkan—aku benar-benar senang mempelajari Alkitab bersama mereka.
Suatu ketika Saudari Susan memberitahuku dengan sangat serius: “Tuhan telah datang kembali dan Dia sedang melakukan pekerjaan akhir zaman untuk menghakimi, menyucikan, dan menyelamatkan umat manusia.”
Terkejut mendengar ini, aku berkata: “Tuhan Yesus telah disalibkan dan menebus kita dari dosa-dosa kita, menyelesaikan pekerjaan-Nya. Ketika Tuhan datang kembali, bukankah Dia tinggal langsung membawa kita ke kerajaan surga? Mengapa Dia juga melakukan pekerjaan penghakiman? Mungkinkah pekerjaannya belum selesai?”
Sebagai tanggapan, Saudari Lucy membagikan persekutuan ini denganku: “Memang benar bahwa pekerjaan Tuhan Yesus yang dipaku pada kayu salib telah selesai dan bahwa kita telah ditebus dari dosa-dosa kita, bahwa kita telah diampuni. Namun, apakah penebusan itu berarti kita dapat memasuki kerajaan surga? Mari kita membaca satu bagian dari firman Tuhan, maka kita akan memahami. ‘Manusia … diampuni dosa-dosanya, tetapi pekerjaan mengenyahkan watak rusak Iblis dalam diri manusia belumlah dilakukan dalam dirinya. Manusia hanya diselamatkan dan diampuni dosanya karena imannya, tetapi sifat dosa manusia tidak diambil daripadanya dan masih tetap ada dalam dirinya. Dosa manusia diampuni melalui Tuhan yang berinkarnasi, namun bukan berarti manusia tidak lagi memiliki dosa dalam dirinya. Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan. Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap.'”
Setelah membacakan firman dari Tuhan ini, Saudari Susan bersekutu: “Kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa apa yang telah Tuhan Yesus lakukan adalah pekerjaan penebusan. Dia mengampuni kita dari dosa-dosa kita, menyelamatkan kita dari dosa. Diselamatkan hanya mengacu pada tidak lagi dikutuk karena kita tidak dapat menegakkan hukum, dan menerima kasih karunia keselamatan Tuhan. Hal itu mengacu pada menjadi orang yang memenuhi syarat untuk datang di hadapan Tuhan, berdoa kepada-Nya, mengaku dosa dan bertobat, dan menikmati kasih karunia dan berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Namun, sifat kita yang berdosa belum disingkirkan. Kita tetap hidup dalam keadaan berdosa dan kemudian mengaku dosa. Contohnya, dalam interaksi kita dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengungkapkan watak congkak dan selalu ingin agar orang lain mendengarkan dan tunduk kepada kita. Meskipun kita percaya kepada Tuhan, Dia tidak benar-benar mendapat tempat di hati kita. Seperti biasa, kita mengingini hal-hal duniawi dan mengejar tren sekuler. Beberapa orang bahkan benar-benar meninggalkan Tuhan untuk mengejar kemuliaan dan kekayaan duniawi, dan kesenangan daging. Bagaimana mungkin orang-orang seperti kita, yang hidup dalam dosa, layak memasuki kerajaan Tuhan? Tuhan Yesus berfirman: ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-selamanya’ (Yohanes 8:34–35). Firman Tuhan sudah sangat jelas. Tidak ada hamba dosa yang bisa berada di kerajaan Tuhan, jadi karena kita masih sering berbuat dosa, kita tidak memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Inilah sebabnya mengapa kita masih membutuhkan tahap lain dari pekerjaan keselamatan Tuhan, sehingga kita dapat disucikan dari dosa-dosa kita dan kita dapat menjadi sesuai dengan Tuhan. Kalau tidak, kita tidak bisa mendapatkan perkenanan Tuhan untuk memasuki kerajaan surga.”
Setiap kata dari firman Tuhan dan persekutuan dari saudari ini sangat selaras denganku. Jadi, pekerjaan Tuhan Yesus sebenarnya hanya pekerjaan penebusan, agar Tuhan mengampuni kita dari dosa; itu adalah rahmat Tuhan bagi kita, untuk tidak lagi melihat kita sebagai orang berdosa. Namun, itu tidak berarti bahwa kita tanpa dosa, tidak ternoda. Kita masih sering berbuat dosa meskipun tidak menginginkannya, dan ini semua karena kita masih memiliki sifat berdosa. Aku memikirkan bagaimana aku berinteraksi dengan suamiku—aku ingin dia mendengarkanku dalam segala hal, dan jika dia tidak begitu, aku akan kehilangan kesabaran. Aku juga mengikuti tren sekuler dan hatiku dipenuhi dengan hal-hal materi. Aku bahkan tidak bisa menghadiri kebaktian atau membaca Alkitab dengan baik. Meskipun telah berdoa dan mengaku dosa kepada Tuhan berkali-kali, aku terus-menerus berbuat dosa tanpa henti. Itu semua karena aku berada di bawah kendali sifat iblisku. Tidak heran, Paulus mengatakan hal ini: “Karena aku tahu, bahwa di dalam aku (yaitu, di dalam dagingku), tidak ada hal yang baik, karena dalam diriku ada kehendak; tetapi aku tidak mendapati cara berbuat apa yang baik” (Romawi 7:18). Sifat berdosa kita masih tertanam kuat di dalam diri kita, dan meskipun kita ingin melakukan kebenaran dan memuaskan Tuhan, kita tidak bisa tidak melakukan dosa dan melawan Tuhan. Kita penuh dengan kekotoran dan benar-benar tidak layak memasuki kerajaan Tuhan. Saat menyadari hal ini, aku segera bertanya, “Engkau mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah melakukan pekerjaan penebusan, bahwa ketika Tuhan datang pada akhir zaman Dia akan melakukan langkah pekerjaan untuk membebaskan kita dari dosa-dosa kita. Jadi, bagaimana cara Dia melakukan pekerjaan ini?”
Saudari Susan tersenyum dan berkata, “Saudari, engkau baru saja mengajukan pertanyaan yang sangat penting. Bahkan, ada nubuat tentang hal ini dalam Alkitab, seperti, ‘Dan kalau ada orang yang mendengar perkataan-Ku, dan tidak percaya, Aku tidak menghakiminya: karena Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia. Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman’ (Yohanes 12: 47–48). ‘Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan: and if it first begin at us, what shall the end be of them that obey not the gospel of God?’ (1 Petrus 4:17). Kita dapat melihat dari ayat-ayat Alkitab ini bahwa pada akhir zaman ketika Dia datang, Tuhan akan mengungkapkan semua kebenaran yang kita butuhkan sehingga kita dapat memahami dan memasuki kebenaran—ini adalah kelanjutan dari pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, langkah dari pekerjaan penghakiman yang dimulai dengan rumah Tuhan untuk menyucikan dan menyempurnakan manusia. Kehendak ini menjadi jelas setelah membaca dua bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa ini. Tuhan berfirman: ‘Pekerjaan yang Tuhan lakukan di zaman ini terutama untuk penyediaan firman-Nya untuk hidup manusia, penyingkapan hakikat sifat manusia dan watak manusia yang rusak, penghapusan konsep-konsep agamawi, pemikiran yang membeda-bedakan, pemikiran yang ketinggalan zaman, serta pengetahuan dan budaya manusia. Semua ini harus ditelanjangi dan dibersihkan melalui firman Tuhan.’ ‘Di akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan hakikat manusia, dan membedah kata-kata dan perbuatan-perbuatannya. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia harus menaati Tuhan, bagaimana setia kepada Tuhan, bagaimana menghidupi kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan lain-lain. Firman ini semuanya ditujukan pada hakikat manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan karena manusia merupakan perwujudan Iblis dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan bukannya begitu saja menjelaskan tentang sifat manusia hanya dengan beberapa kata. Dia menyingkapkannya, menanganinya, dan memangkasnya sekian lama. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan kata-kata biasa, tetapi dengan kebenaran yang tidak dimiliki oleh manusia sama sekali. Hanya cara-cara seperti ini yang dianggap penghakiman, hanya melalui penghakiman jenis ini manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Tujuan pekerjaan penghakiman agar manusia mengetahui wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami manusia. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua hasil ini dicapai melalui pekerjaan penghakiman, karena substansi pekerjaan ini adalah pekerjaan membukakan kebenaran, jalan, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan.'”
Saudari Susan terus membagikan persekutuannya. “Firman Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa di akhir zaman, Dia menggunakan firman untuk melakukan pekerjaan penghakiman. Semua firman yang diungkapkan oleh-Nya mengandung watak benar Tuhan, serta apa yang Dia miliki dan siapa dirinya, misteri rencana pengelolaannya-Nya, ditambah tujuan dan kehendak-Nya dalam keselamatan umat manusia. Selain itu, mereka mengungkapkan akar dari keberdosaan dan penentangan manusia terhadap Tuhan, kebenaran atas kerusakan manusia, serta tujuan dan hasil akhir umat manusia—mereka mengandung semua aspek kebenaran ini. Ini semua adalah firman yang menyediakan rezeki bagi kehidupan kita. Semua orang yang menjalankan pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman mengalami pengawasan Tuhan terhadap relung terdalam hati kita. Firman-Nya seperti pedang yang tajam, memotong dan mengungkapkan sifat pengkhianatan iblis terhadap Tuhan dan motif tercela yang tersimpan di dalam hati kita. Mereka bahkan mengungkap pemikiran iblis yang tersembunyi di hati terdalam kita yang tidak diketahui orang lain. Ini menunjukkan kepada kita betapa dalamnya kita telah dirusak oleh Iblis, baik dalam cara-cara yang kecil seperti perilaku dan perlakuan kita terhadap orang lain dalam kehidupan kita, maupun dalam cara-cara yang lebih besar seperti perspektif kita tentang iman dan fakta bahwa jalan yang kita ambil sepenuhnya bergantung pada filsafat duniawi dan hukum rimba Iblis. Melalui firman-Nya, kita melihat bahwa sifat kita penuh dengan kecongkakan, kebengkokan, tipu daya, keserakahan, kejahatan, keegoisan, dan kehinaan, dan bahkan kita yang percaya pada Tuhan melakukan hal itu untuk mendapatkan berkat, untuk diberi imbalan. Kita menyadari bahwa itu sama sekali bukan untuk mengejar kebenaran, mencapai kehidupan, atau menghidupi keserupaan manusia yang benar, dan bahwa kita benar-benar tidak layak hidup di hadapan Tuhan. Kemudian kita mulai bertobat dan membenci diri kita sendiri dari dalam hati kita. Pada saat yang sama, kita mendapatkan pengalaman yang sangat mendalam tentang otoritas dan kuasa firman Tuhan serta sifat-Nya yang benar, kudus, dan tidak dapat diganggu gugat; kita tidak bisa tidak bersujud di hadapan Tuhan, bertobat kepada Tuhan dan mengubah cara-cara kita, dan membenci sifat iblis kita sendiri. Dengan demikian, kita menjadi senang menerima penghakiman dan hajaran Tuhan, melakukan kebenaran, dan berubah menjadi orang baru untuk memuaskan Tuhan.”
Saudari Lucy berkata dengan emosi: “Itu benar! Kita tidak akan pernah benar-benar mengetahui watak, sifat, dan esensi kita sendiri yang rusak jika bukan karena pengungkapan dan penghakiman dari firman Tuhan. Kita jelas sangat rusak tetapi tetap merasa bahwa kita terhormat, dan kita pikir kita memenuhi syarat untuk diangkat ke dalam kerajaan surga oleh Tuhan. Dulu aku selalu menganggap diriku sebagai orang yang hangat dan lembut; aku tidak pernah berdebat dengan siapa pun. Dan setelah aku menjadi orang percaya aku berperilaku sangat baik dan melakukan banyak hal baik, jadi aku pikir aku adalah orang yang baik dan ketika Tuhan datang, aku akan dibawa langsung ke kerajaan surga. Namun, setelah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, hanya melalui apa yang diungkapkan oleh firman Tuhan aku melihat jelas bahwa aku menjadi ‘baik’ hanya untuk pertunjukan, dan aku tidak benar-benar baik. Motivasiku dalam melakukan hal-hal itu adalah untuk mendapatkan pujian orang lain, agar orang lain memandangku. Caraku berperilaku adalah untuk membangun citra yang sempurna di mata orang lain. Selain itu, aku akan melanggar ajaran Tuhan, memberontak dan menyakiti Tuhan pada setiap kesempatan, serta congkak dan tidak mau mendengarkan siapa pun. Aku juga akan berbohong dan melakukan hal-hal curang demi kepentinganku sendiri. Aku sering meninggikan dan memberikan kesaksian kepada diriku sendiri, berebut dengan Tuhan untuk mendapatkan kedudukan di hati orang-orang. Aku melangkah di jalan malaikat utama. Saat memikirkan hal ini, aku merasa sangat malu dan bersalah; aku jijik, aku membenci diriku sendiri. Aku tidak pernah lagi membual tentang betapa baiknya diriku, dan juga tidak menganggap diriku memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga. Sebaliknya, aku menjadi bersedia untuk bersungguh-sungguh, benar-benar menerima penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan dan membuang watakku yang rusak. Firman Tuhanlah yang membangunkanku dari gagasan dan imajinasku, membuatku mengenali keadaanku yang sebenarnya, dan melangkah ke jalan pengejaran kebenaran dan perubahan watak. Semua ini adalah buah dari pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.”
Aku benar-benar tersentuh oleh persekutuan saudari-saudari itu—persekutuan itu menunjukkan kepadaku bahwa aku telah berpegang teguh pada gagasan dan imajinasiku sendiri dan jelas-jelas berbuat dosa sepanjang waktu tetapi tetap menunggu Tuhan untuk datang kembali dan mengangkatku ke dalam kerajaan surga. Itu benar-benar tidak realistis. Aku bersyukur kepada Tuhan karena telah menunjukkan kepadaku jalan yang praktis untuk membuang dosa melalui kesaksian saudari-saduari itu tentang pekerjaan penghakiman Tuhan dan pengalaman mereka sendiri. Aku tidak perlu lagi menderita dan merasa tidak berdaya karena aku tidak bisa melepaskan diri dari dosa. Aku percaya bahwa selama aku menerima dan menjalani pekerjaan penghakiman Tuhan, aku dapat terbebas dari dosa dan memiliki kesempatan untuk memasuki kerajaan surga.
Aku berkata dengan gembira: “Syukur kepada Tuhan! Meskipun belum mengalami pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa, aku benar-benar dapat merasakan kasih dan keselamatan Tuhan kepada kita melalui pengalaman kalian. Mulai sekarang, aku ingin berkomunikasi lebih banyak dengan kalian berdua agar aku dapat lebih memahami tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, dan pengalaman serta kesaksian kalian sendiri.” Mereka senang sekali mendengar hal ini.
Setelah beberapa waktu mencari, menyelidiki, dan berkumpul dengan saudari-saudari itu, aku semakin memahami kebenaran. Aku memutuskan dengan yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa sebenarnya adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, jadi aku dengan senang hati menerima pekerjaan-Nya pada akhir zaman—aku merasa hatiku begitu hangat. Aku percaya bahwa Tuhan sangat ramah terhadapku. Dia tidak hanya menjawab doa-doaku, tetapi menuntunku untuk mendengar suara-Nya dan menjadi salah satu gadis bijaksana. Syukur kepada Tuhan! Segala Kemuliaan bagi Tuhan Yang Mahakuasa! Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Akhirnya saya menemukan jalan keluar dari kekeringan rohani(I)

Oleh Endai, Korea Selatan Aku Bertemu dengan Tuhan untuk Pertama Kalinya dan Aku Mengalami Kedamaian dan Sukacita Pada tahun 2010, ak...