Di Zaman Hukum Taurat, Tuhan memakai nama Yahweh; di Zaman Kasih Karunia, Dia memakai nama Yesus, dan Kitab Wahyu menubuatkan bahwa Tuhan akan memiliki nama baru lagi.
Mengapa Tuhan berganti nama? Saya hampir menutup pintu tentang kedatangan Tuhan Yesus kembali karena tidak memahami aspek kebenaran ini. Tetapi pada akhirnya, setelah periode pencarian dan penyelidikan, akhirnya saya memahami misteri di balik nama Tuhan dan menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali.
Berpegang pada Gagasan, Menutup Pintu pada Tuhan
Pada bulan September 2017, seorang teman saya mengundang Saudara Yang untuk membagikan khotbah pada kami. Hari itu, saya pergi ke tempat yang telah ditentukan sebelumnya, dan setelah semua orang bertukar sapa, kami memulai pelajaran Alkitab.
Saudara Yang memberi kami persekutuan tentang pekerjaan keselamatan Tuhan bagi umat manusia, dengan menggabungkan Alkitab. Dia berbicara tentang pekerjaan Yahweh di Zaman Hukum Taurat, pekerjaan penyaliban Tuhan Yesus di Zaman Kasih Karunia, dan kemudian nubuat-nubuat dalam Kitab Wahyu bahwa Tuhan akan membuka gulungan kitab dan tujuh meterai di akhir zaman. Juga dinubuatkan dalam Kitab Wahyu bahwa Tuhan akan berfirman kepada seluruh gereja dan bahwa semua yang memiliki telinga harus mendengar. Apakah orang Kristen, Katolik, atau Ortodoks Timur, mereka semua harus menjadi gadis yang bijaksana dan mengindahkan suara Tuhan sehingga mereka dapat menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali. Khotbah Saudara Yang sangat masuk akal dan penuh dengan terang; itu sangat bermanfaat bagi saya. Saya telah percaya kepada Tuhan selama beberapa dekade, tetapi saya belum pernah mendengar ada orang yang menjelaskan pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia dengan begitu jelas. Saya merasa sangat bahagia dan ingin sekali mendengarkan Saudara Yang.
Setelah makan siang, Saudara Yang tersenyum dan berkata: “Alkitab berkata dalam 1 Petrus 4:17: ‘Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan.‘ Jelas dari sini bahwa ketika Tuhan datang kembali di akhir zaman, Dia harus melakukan langkah pekerjaan penghakiman dan penyucian, untuk menggolongkan semua orang menurut jenisnya, dan pada akhirnya mereka yang ditahirkan dari watak jahat mereka akan memasuki kerajaan surga. Tuhan Yesus telah datang kembali dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dengan rumah Tuhan dan gulungan yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu telah dibuka. Saudari, apakah engkau ingin membaca kata-kata yang diucapkan oleh Tuhan di akhir zaman?”
“Hm? Tuhan telah datang kembali? Gulungan itu sudah dibuka?” Saya sangat terkejut mendengar Saudara Yang mengatakan ini. Memikirkan gulungan kulit domba yang misterius berisi tulisan itu dibuka, yang dipenuhi dengan kata-kata pada kedua sisinya, saya merasa sangat bersemangat. Saudara Yang menyerahkan sebuah buku kepada saya, dan ketika mengambilnya saya bertanya, “Ini adalah gulungan yang dibuka oleh Tuhan?” Saya tidak sabar untuk membukanya, tetapi segera setelah saya membuka halaman belakang buku itu dan melihat kata-kata “DITERBITKAN OLEH GEREJA TUHAN YANG MAHAKUASA” saya tertegun. Pikir saya, “Mungkinkah Saudara Yang benar-benar anggota Gereja Tuhan Yang Mahakuasa?” Saya merasakan sentuhan kekecewaan dan berpikir: “Saya pernah mendengar bahwa Tuhan yang dipercayai oleh para anggota Gereja Yang Mahakuasa percaya disebut Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi Tuhan yang nantikan bernama Yesus. Bagaimana Dia bisa disebut Tuhan Yang Mahakuasa? Tidak, saya perlu memikirkan hal ini lebih lanjut.” Kemudian saya berkata: “Maaf, saya perlu mengawasi toko malam ini. Cukup sekian untuk hari ini.” Saudara Yang melihat saya bangkit hendak pergi dan menasihati saya, “Saudari, kita harus mendengarkan dengan cermat firman yang Tuhan sampaikan. Jika engkau memiliki pertanyaan, kita dapat mencari dan berdoa bersama.” Dia juga mengatakan bahwa domba-domba Tuhan mendengarkan suara-Nya lalu meminta saya berdoa dan mencari lebih lagi untuk mendapat tuntunan Tuhan.
Di Tengah Pertentangan, Sekali Lagi Tuhan Mengirim Seorang Utusan untuk Mengetuk Pintu
Selama beberapa hari berikutnya, setiap kali saya memikirkan persekutuan Saudara Yang sejak hari itu, ada pertentangan tanpa henti dalam hati saya. “Persekutuan Saudara Yang benar-benar memiliki terang dan tuntunan Roh Kudus. Jika Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, jika aku tidak mendengarkan, bukankah itu menutup pintu pada Tuhan? Tetapi jelas sekali bahwa nama Tuhan adalah Yesus, jadi bagaimana mungkin Dia disebut Tuhan Yang Mahakuasa?” Semakin saya memikirkannya, semakin saya lama-lama menjadi bingung. Saya tidak tahu apakah saya harus terus mencari atau tidak. Belakangan saya teringat akan imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Farisi dari Zaman Hukum Taurat, yang telah melayani Tuhan sepanjang hidup mereka dan selalu memanggil nama Yahweh, tetapi ketika Tuhan Yesus datang di antara umat manusia untuk bekerja, mereka berpegang pada gagasan mereka sendiri, percaya bahwa siapa pun yang tidak dipanggil Mesias bukanlah Tuhan. Dengan demikian mereka menentang dan mengutuk Tuhan Yesus dan memakukan-Nya ke kayu salib. Saya harus belajar dari pelajaran pahit tentang kegagalan orang-orang yang ada sebelumnya—saya tidak bisa menempuh jalan yang salah seperti yang mereka lakukan!
Dua hari kemudian, Saudara Yang, Saudari Zhang, dan teman gereja saya, Fang, datang menemui saya di toko. Fang kemudian berbagi pengalamannya tentang bagaimana dia memberontak dan menentang, dan kemudian mendapatkan kepastian tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman. Saya sangat tersentuh dan bersedia untuk terus membahas kedatangan Tuhan bersama mereka.
Kemudian saya membuka diri dan membagikan kebingungan dalam diri saya. “Saya sudah percaya kepada Tuhan beserta ibu saya sejak kecil. Saya telah berdoa dalam nama Tuhan Yesus selama separuh hidup saya dan telah menikmati banyak berkat dari Tuhan. Tuhan jelas bernama Yesus, tetapi sekarang engkau mengatakan bahwa Tuhan menyampaikan firman dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa. Apa maksudnya ini? Jika saya menerima nama Tuhan Yang Mahakuasa, bukankah itu mengkhianati Tuhan Yesus?”
Saudara Yang menjawab dengan tenang: “Saudari, sangat normal bagi kita untuk tidak dapat secara langsung menerima bahwa Tuhan sedang melakukan pekerjaan baru dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa. Ini disebabkan oleh kurangnya kejelasan kita tentang aspek kebenaran yang terkait dengan nama Tuhan. Marilah kita pikirkan: Dalam Zaman Hukum Taurat, nama Tuhan adalah Yahweh, tetapi kemudian nama-Nya berubah menjadi Yesus di Zaman Kasih Karunia. Apakah menerima nama Yesus mengkhianati Tuhan Yahweh?”
Saya terpana dengan kata-kata Saudara Yang, lalu menyahut dengan cepat: “Tentu saja tidak. Tuhan Yesus dan Yahweh adalah Tuhan yang sama.”
Saudara Yang tersenyum dan berkata: “Saudari, karena Yahweh dan Yesus adalah Tuhan yang sama, mengapa Yahweh mengubah nama-Nya menjadi Yesus? Setelah berdoa kepada Tuhan selama beberapa dekade, apakah kita tahu mengapa Dia menyebut Yesus? Apakah kita tahu misteri di balik nama Tuhan?”
Saya tidak mengatakan apa-apa, tetapi berpikir dalam hati: “Di mana saya bisa belajar tentang misteri ini?”
Melihat saya tidak mengatakan apa-apa, Saudara Yang mengeluarkan teleponnya dan menemukan dua bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa untuk saya baca.
Arti Penting Nama-Nama Tuhan Yahweh dan Yesus
Saya membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa ini: “Mengapa Yahweh dan Yesus adalah satu, tetapi dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Bukankah karena zaman pekerjaan Mereka berbeda? Mungkinkah satu nama merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman tertentu, maka tiada lain kecuali nama-Nya mewakili pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan dapat memilih nama apa pun yang sesuai dengan watak-Nya untuk merepresentasikan seluruh zaman.” “‘Yahweh’ adalah nama yang Aku pakai selama pekerjaan-Ku di Israel, dan yang artinya Tuhan orang Israel (bangsa pilihan Tuhan) yang dapat mengasihani manusia, mengutuk manusia, dan membimbing hidup manusia. Yang artinya Tuhan yang memiliki kuasa besar dan penuh dengan hikmat. ‘Yesus’ adalah Imanuel, dan yang artinya korban penghapus dosa yang penuh kasih, belas kasihan, dan menebus manusia. Ia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan mewakili Zaman Kasih Karunia, dan hanya dapat mewakili satu bagian rencana pengelolaan. … Di setiap zaman dan setiap tahap pekerjaan, nama-Ku bukan tanpa dasar, tetapi mengandung makna yang bersifat mewakili: Setiap nama mewakili satu zaman.”
Saudara Yang berkata, “Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa kita melihat bahwa nama panggilan Tuhan di setiap zaman selalu bermakna. Nama-nama itu melambangkan pekerjaan yang Tuhan lakukan dan watak yang Tuhan ungkapkan pada zaman itu. Kita semua tahu bahwa umat manusia yang paling awal tidak tahu apa-apa. Mereka tidak tahu bagaimana cara hidup, bagaimana berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana menyembah Tuhan dan meninggikan Tuhan. Kemudian, dalam nama Yahweh, Tuhan memulai pekerjaan-Nya di Zaman Hukum Taurat sesuai dengan kebutuhan umat manusia. Watak yang Dia ungkapkan adalah rahmat, kutukan, kemegahan, dan murka. Tuhan memakai Musa untuk menyatakan hukum dan perintah-Nya, dan agar mereka tahu bahwa Tuhan menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu, bagaimana mereka harus memberikan korban dan menyembah Tuhan, apa yang baik dan apa yang jahat, dan seterusnya. Mereka yang melanggar hukum itu akan dilempari batu sampai mati, atau dibakar oleh api surgawi, sementara mereka yang mematuhi hukum Taurat akan mendapatkan rahmat dan berkat Tuhan. Tuhan membakukan perilaku mereka dan menuntun mereka untuk memiliki kehidupan yang memiliki ketertiban dan keteraturan. Selama periode berikutnya dari Zaman Hukum Taurat, umat manusia lama-lama menjadi semakin dirusak oleh Iblis, dan mereka tidak mampu mematuhi hukum dan perintah itu, sehingga mereka semua menghadapi bahaya dihukum mati oleh hukum itu. Hanya ketika Tuhan menjadi manusia untuk melayani sebagai korban penghapus dosa bagi manusia dan menanggung dosa manusia, manusia dapat memenuhi syarat untuk datang di hadapan Tuhan. Karena itu, Tuhan melakukan tahap pekerjaan menebus umat manusia dengan nama Yesus, mengungkapkan watak belas kasih dan kasih, membawa jalan pertobatan, mengajar manusia agar bersikap toleran dan sabar serta mengasihi musuh kita, dan seterusnya. Dia juga menyembuhkan orang sakit, mengusir setan dan mencurahkan kasih karunia yang kaya dan berlimpah kepada umat manusia. Akhirnya, Tuhan Yesus disalibkan dan menyelesaikan pekerjaan penebusan-Nya, dan selama kita menerima pekerjaan penebusan-Nya dan berdoa dalam nama-Nya, kita dapat diampuni, dan menikmati damai sejahtera serta sukacita yang datang dari Tuhan. Kita dapat melihat dari dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya bahwa Tuhan memakai nama-nama berbeda di zaman yang berbeda sesuai dengan persyaratan pekerjaan-Nya serta kebutuhan umat manusia yang rusak. Dengan cara ini kita dapat memperoleh lebih banyak pemahaman tentang Tuhan, dan kita tidak akan membatasi apa yang Tuhan miliki dan siapa Dia.”
Setelah mendengarkan firman Tuhan Yang Mahakuasa dan persekutuan Saudara Yang, tiba-tiba saya menyadari: “Jadi nama yang dipakai Tuhan didasarkan pada persyaratan pekerjaan-Nya dan kebutuhan kita umat manusia yang rusak! Tidak peduli nama apa yang dipakai-Nya pada zaman apa pun, semua nama itu mewakili pekerjaan dan watak-Nya di zaman itu dan semuanya bermakna. Saya sudah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan telah berdoa kepada Tuhan setiap hari, tetapi saya tidak pernah tahu betapa pentingnya makna nama Tuhan. Dan di masa lalu saya tidak pernah mengerti mengapa watak Yahweh begitu megah di Zaman Hukum Taurat, mengapa orang-orang yang melanggar hukum itu dibakar dan dikutuk, tetapi Tuhan Yesus penuh dengan belas kasih dan kasih kepada manusia dan berkata agar mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali. Ternyata itu karena pekerjaannya berbeda dan watak yang Tuhan ungkapkan juga berbeda. Ini mengandung maksud baik Tuhan demi menyelamatkan umat manusia!”
Kitab Wahyu Menubuatkan Bahwa Tuhan akan Memiliki Nama Baru Lainnya
Saudara Yang melanjutkan, “Tuhan ingin menyelamatkan kita sepenuhnya dari genggaman Iblis dan membawa kita ke dalam kerajaan, tetapi pekerjaan penebusan yang dilakukan Tuhan Yesus di Zaman Kasih Karunia hanya untuk mengampuni dosa-dosa kita. Sifat berdosa kita masih mengakar dalam, jadi kita tetap tidak bisa mengendalikan diri untuk memberontak melawan Tuhan dan menentang Tuhan. Kita hidup dalam lingkaran setan dari dosa dan pengakuan dosa; kita belum sepatutnya memasuki kerajaan surga. Inilah sebabnya mengapa Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman telah melakukan langkah lain dari pekerjaan penghakiman atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus untuk mengubah dan mentahirkan watak kita yang rusak. Ini memungkinkan kita untuk sepenuhnya membuang ikatan dosa dan menjadi mannusia yang benar-benar mematuhi dan mengasihi Tuhan, yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan dan hidup bersama Tuhan selamanya. Saudari, Tuhan memakai nama Yahweh di Zaman Hukum Taurat dan Yesus di Zaman Kasih Karunia. Tuhan memiliki nama yang berbeda di zaman yang berbeda. Apakah engkau berpikir bahwa ketika Tuhan datang kembali di akhir zaman, Dia tetap akan menggunakan nama Yesus untuk mewakili pekerjaan baru-Nya?”
Mendengar pertanyaannya, saya berkata: “Mungkin tidak.”
Saudara Yang tersenyum dan berkata, “Itu benar. Ada pekerjaan baru di zaman baru, jadi Tuhan memakai sebuah nama yang mewakili zaman itu. Dia mewakili dan mengganti zaman itu dengan nama-Nya. Marilah kita baca Wahyu pasal 3, ayat 12.”
Saya buru-buru membuka Alkitab dan membaca ayat ini: “Dia yang menang akan Kujadikan pilar di dalam bait Suci Tuhan-Ku dan ia tidak akan keluar lagi: dan Aku akan menuliskan padanya nama Tuhan-Ku, dan nama kota Tuhan-Ku, yaitu Yerusalem Baru, yang turun dari sorga dari Tuhan-Ku dan Aku akan menuliskan nama–Ku yang baru padanya.”
Saudara Yang berkata, “Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan akan memiliki nama baru di akhir zaman. Karena itu nama baru, seharusnya bukan lagi Yesus. Lalu apa nama baru Tuhan ketika Dia datang kembali? Mari kita baca Wahyu 1:8, ‘Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.‘”
Mendengar ini, tiba-tiba saya menyadari. “Wow, nama baru Tuhan, Tuhan Yang Mahakuasa, benar-benar ditulis di sini. Saya sudah membaca Alkitab sedikit tetapi saya tidak pernah memperhatikan ayat ini. Saya benar-benar berpikir bahwa saya adalah seorang yang beriman, tetapi ternyata saya tidak tahu apa-apa!”
Arti Penting Tuhan Memakai Nama “Tuhan Yang Mahakuasa” di Akhir Zaman
Fang kemudian melanjutkan dengan mengatakan: “Kita dapat melihat dari nubuat-nubuat dalam Kitab Wahyu bahwa nama baru Tuhan di akhir zaman adalah Yang Mahakuasa, yaitu, Tuhan Yang Mahakuasa. Jadi, apakah kita tahu mengapa Tuhan menggunakan nama Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman? Apa pentingnya nama ini? Marilah kita membaca beberapa bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa.” Mengatakan ini, Fang membuka firman Tuhan Yang Mahakuasa dan membaca, “Pekerjaan Tuhan dalam keseluruhan pengelolaan-Nya sangat jelas: Zaman Kasih Karunia adalah Zaman Kasih Karunia, dan akhir zaman adalah akhir zaman. Ada perbedaan yang jelas antara setiap zaman karena di setiap zaman Tuhan melakukan pekerjaan yang mewakili zaman itu. Supaya pekerjaan pada akhir zaman dilakukan, harus ada siksa-api, penghakiman, hajaran, murka, dan penghancuran untuk mengakhiri zaman tersebut. … Sebab itu, selama Zaman Hukum Taurat, Yahweh merupakan nama Tuhan, dan pada zaman Kasih Karunia nama Yesus merepresentasikan Tuhan. Selama akhir zaman, nama-Nya adalah Tuhan Yang Mahakuasa—Yang Mahakuasa, yang menggunakan kuasa-Nya untuk membimbing, menaklukkan, dan memperoleh manusia, dan pada akhirnya mengakhiri zaman.” “Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus sang Juruselamat karena mereka mengasihi dan menghormati-Ku. Namun saat ini, Aku bukan Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu—Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Aku-lah Tuhan itu sendiri yang bangkit di ujung-ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. … Aku memakai nama ini dan Aku penuh dengan watak demikian supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, dan matahari yang menyala-nyala, dan lidah api. Supaya semua dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat rupa-Ku yang sejati: Aku bukan hanya Tuhan orang Israel, dan bukan hanya Sang Penebus—Aku adalah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan di seluruh bumi dan di lautan.”
Fang kemudian berbagi dalam persekutuan: “Kita, manusia, telah dirusak sangat parah oleh Iblis. Kita dipenuhi dengan watak yang rusak seperti kecongkakan dan sifat membenarkan diri sendiri, kebengkokan dan kecurangan, keegoisan dan kekejian, kejahatan dan keserakahan. Kita memberontak dan melawan Tuhan di setiap kesempatan. Untuk mengubah watak kita yang rusak dan menyelamatkan kita sepenuhnya dari pengaruh Iblis, Tuhan telah meluncurkan pekerjaan penghakiman Zaman Kerajaan dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman. Dia telah menampakkan diri kepada kita dalam watak kebenaran, kemegahan, dan murka-Nya, menyingkapkan kebenaran atas kerusakan kita oleh Iblis dengan menyampaikan firman sekaligus juga menunjukkan cara bagi kita untuk mengubah watak kita. Dengan menjalani penghakiman dan hajaran dari Tuhan, kita dapat mengetahui natur dan esensi kita sendiri dan melihat betapa dalamnya kita dirusak oleh Iblis, sehingga kita tidak memiliki keserupaan dengan manusia. Kita juga dapat memperoleh beberapa pemahaman tentang watak Tuhan yang benar yang tidak akan membiarkan pelanggaran manusia, dan melihat watak Tuhan yang nyata dan hidup. Ketika kita lemah dan negatif, firman Tuhan menghibur dan menopang kita. Ketika kita memberontak dan melawan Tuhan, firman-Nya menghakimi kita, dan Dia mengatur lingkungan, dan orang-orang, peristiwa, dan segala hal untuk memangkas dan menangani kita. Dengan mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan beberapa kali, kita memperoleh pemahaman yang benar tentang watak kita yang rusak; kita membenci diri kita sendiri dan merasakan penyesalan di dalam hati kita dan mengembangkan hati yang hormat kepada Tuhan, menjadi rela meninggalkan daging dan melakukan firman Tuhan. Kemudian watak kita yang rusak secara bertahap ditahirkan . Akhirnya, Tuhan ingin kita melihat bahwa tidak hanya menciptakan umat manusia, Dia dapat mengeluarkan hukum untuk menuntun kehidupan umat manusia di bumi, dan disalibkan demi menebus dosa-dosa kita, tetapi Dia juga dapat mengucapkan firman untuk mentahirkan dosa-dosa kita dan sepenuhnya menyelamatkan kita dari kekuatan gelap Iblis. Inilah sebabnya Tuhan memakai nama Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman ini sangat berarti! Faktanya, tidak peduli bagaimana nama Tuhan dapat berubah, esensi-Nya tidak berubah, identitas dan status-Nya tidak berubah—di surga dan di bumi, hanya ada satu Tuhan yang unik dan sejati ini. Menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman tidak mengkhianati Tuhan Yesus, tetapi mengikuti jejak langkah Anak Domba. Tetapi karena kita tidak mengenali pekerjaan Tuhan atau mengerti arti Dia mengubah nama-Nya di zaman yang berbeda, kita mengandalkan gagasan kita sendiri, percaya bahwa ‘Jika Tuhan yang telah datang kembali di akhir zaman tidak disebut Yesus, maka Dia bukanlah Tuhan, dan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman sama dengan mengkhianati Tuhan Yesus.’ Ini pemahaman yang bodoh dan absurd. Sama sekali tidak sejalan dengan kehendak Tuhan Yesus. Jika kita terus berpegang teguh pada gagasan ini, kita akan menutup pintu pada Tuhan Yesus yang telah datang kembali, dan menjadi orang-orang yang merindukan kedatangan Tuhan tetapi menentang Dia, orang-orang yang mengkhianati Tuhan!”
Persekutuan Nona Fang bagaikan pedang yang menghunjam hati saya—Tuhan adalah Tuhan yang mahakuasa dan bijaksana, tetapi saya, makhluk kecil yang tidak berharga ini memegang gagasan tentang nama Tuhan. Itu sangat congkak! Tetapi saya juga bersyukur kepada Tuhan bahwa dengan membaca firman Tuhan dan mendengarkan persekutuan saudara-saudari ini, saya mengenali betapa pentingnya nama Tuhan Yang Mahakuasa. Ini juga memungkinkan saya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar tentang Tuhan. Memulai zaman baru, mengakhiri suatu zaman, menjadi korban penghapus dosa umat manusia, dan menghakimi serta menghajar watak manusia yang rusak—semua ini adalah maksud Tuhan dengan nama berbeda di zaman yang berbeda. Inilah satu-satunya cara pemahaman kita tentang Tuhan menjadi lebih komprehensif dan akurat.
Selama beberapa minggu berikutnya, saya melahap seluruh buku, Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba dengan penuh semangat. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, saya mengetahui bahwa Tuhan Yahweh di Zaman Hukum Taurat memberikan petunjuk bagi kehidupan umat manusia di bumi, Tuhan Yesus disalibkan demi menebus kita dari dosa-dosa kita di Zaman Kasih Karunia, dan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman telah mengucapkan firman penghakiman dan hajaran untuk mentahirkan watak rusak kita, yang akhirnya memungkinkan kita untuk membuang kerusakan kita seluruhnya dan didapatkan oleh Tuhan. Setiap langkah baru dari pekerjaan Tuhan dibangun di atas fondasi dari langkah pekerjaan sebelumnya. Masing-masing dari tiga langkah ini telah semakin meningkat, dan meskipun zaman-zaman itu tidak sama dan nama-nama Tuhan tidak sama, semua pekerjaan itu dilakukan oleh satu Tuhan, dari awal hingga akhir. Memahami kehendak Tuhan untuk menyelamatkan kita dan mengetahui pentingnya nama-nama Tuhan, saya menyadari bahwa menerima nama baru Tuhan tidak mengkhianati-Nya, tetapi menyambut kedatangan-Nya. Melalui periode pencarian dan penyelidikan, saya menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman dan mengikuti jejak langkah Anak Domba. Puji syukur atas pimpinan Tuhan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar