Saat ini, banyak saudara-saudari tidak berani mendengarkan khotbah sampai membuat mereka lengah karena takut disesatkan oleh Kristus palsu. Tetapi menutup pintu kita dan menjaga diri seperti ini akan menunda kemajuan hidup kita, dan bahkan menyebabkan kita kehilangan kesempatan untuk menyambut Tuhan. Kita bahkan mungkin ditinggalkan oleh-Nya. Sebenarnya, selama kita memahami prinsip-prinsip membedakan Kristus palsu, kita secara otomatis tidak akan disesatkan olehnya. Setelah menghadiri beberapa pertemuan pengajaran Alkitab, aku tidak hanya memahami prinsip membedakan Kristus palsu, tetapi juga mendapat kabar baik.
Pada bulan Maret 2018, Saudari Li dan aku pergi mengunjungi seorang saudari yang merasa lemah. Sesampainya kami di rumah saudari itu, keponakannya berada di sana. Setelah perkenalan, aku mengetahui kalau keponakannya, Saudari Chen, juga percaya kepada Tuhan, jadi kami berempat bersekutu bersama. Dari percakapan itu, aku merasakan Saudari Chen bersekutu dengan penuh wawasan dan ada terang dalam tutur katanya. Belakangan, Saudari Chen mengusulkan agar kami belajar Alkitab bersama. Kami semua sepakat dengan senang hati. Kemudian kami membaca dan bersekutu bersama-sama tentang tulisan suci tentang tanda-tanda akhir zaman. Dari persekutuan Saudari Chen, aku mengerti bahwa saat ini orang-orang yang percaya kepada Tuhan melekat pada dunia materi dan iman serta kasih mereka telah menjadi dingin. Para pendeta dan tua-tua mengkhotbahkan pernyataan klise lama yang sama, saling merancangkan yang jahat, menumbuhkan rasa dengki satu sama lain dan terjerat dalam perselisihan, dan sebagainya. Semua ini menunjukkan tingkat ketandusan di gereja-gereja, dan merupakan tanda-tanda akhir zaman. Juga, penggenapan nubuat tentang empat bulan darah, dan terjadinya segala macam bencana, adalah tanda-tanda bahwa akhir zaman telah muncul. Aku tidak pernah berpikir bahwa sekarang adalah masa akhir zaman, dan Tuhan akan segera datang! Ketika memikirkan hal-hal ini, aku menjadi bersemangat. Meskipun di gereja aku telah mendengar para pendeta menjelaskan tulisan suci ini, mereka tidak menerangkannya sejelas saudari itu, dan aku tidak pernah memiliki perasaan mendesak seperti itu. Aku tidak pernah berpikir bahwa seorang saudari semuda Saudari Chen dapat menjelaskan dalam persekutuan yang segar dan hidup. Aku memutuskan untuk mendengarkan dengan saksama.
Selanjutnya, Saudari Chen menyatukan beberapa nubuat dalam Alkitab dan bersekutu tentang cara kembalinya Tuhan, kedatangan Tuhan kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman, dan pentingnya penghakiman Tuhan, dll. Aku mendengarkan semuanya dengan senang hati dan mulai mengerti bahwa alasan mengapa kita terus berbuat dosa adalah karena natur berdosa masih ada di dalam diri kita. Karena itu, Tuhan bernubuat bahwa pada akhir zaman Dia akan melakukan tahap penghakiman untuk menyucikan watak rusak kita secara menyeluruh dan menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Makin aku mendengarkan persekutuan saudari itu, makin aku merasa tercerahkan. Meskipun aku telah mendengarkan khotbah-khotbah di gereja selama bertahun-tahun, aku belum pernah mendengar khotbah yang jelas seperti itu. Kemudian, Saudari Chen memutarkan bagi kami banyak video tarian dan lagu, video nyanyian pujian dan pembacaan firman Tuhan, dan juga sketsa-sketsa. Menonton semuanya begitu menyegarkan, karena aku belum pernah melihat program seperti itu sebelumnya. Video nyanyian pujian itu jauh lebih baik daripada yang kutonton di gereja, terutama video Keterikatan dengan Tuhan dan Sepanjang Jalan Dalam Penyertaan-Mu, lirik-liriknya persis seperti yang kupikirkan dalam benakku sendiri! Aku tersentuh setelah mendengarkannya. Sebelum aku menyadarinya, waktu sudah agak larut, dan kami menentukan tanggal untuk belajar Alkitab di lain waktu. Dalam perjalanan pulang, kebahagiaan di hatiku dan harapan akan pertemuan berikutnya membuat aku menyanyikan lagu pujian yang memuji Tuhan.
Setelah pulang, aku berpikir tentang persekutuan dalam pertemuan itu. Aku merasa telah memperoleh banyak hal dan juga lebih memahami tentang banyak tulisan suci yang tidak aku mengerti sebelumnya. Tiba-tiba terlintas di benakku: Apakah yang Saudari Chen ceritakan adalah tentang jalan Kilat dari Timur? Para pendeta telah mengingatkan kami berkali-kali bahwa Kilat dari Timur menyampaikan khotbah-khotbah yang sangat muluk tetapi kami tidak perlu mendengarkan mereka. Saat itu, aku agak khawatir, dan pertempuran hebat berkecamuk dalam hatiku: Jika kecurigaanku benar, haruskah aku tetap pergi ke pertemuan itu lain kali? Tetapi ada terang dalam persekutuan Saudari Chen, yang tidak dimiliki para pendeta dalam khotbah mereka; juga, apa yang dia sampaikan dalam persekutuan didasarkan pada Alkitab dan memberiku kepuasan rohani. Semua perasaan ini benar. Semua ini jelas menunjukkan bahwa persekutuannya memiliki pekerjaan Roh Kudus. Aku berpikir, “Aku seharusnya tidak membabi buta mendengarkan pendeta. Jika Tuhan Yesus benar-benar datang kembali, tetapi aku tidak mendengarkan, aku akan kehilangan kesempatan untuk menyambut Tuhan, dan akan menyesalinya seumur hidup bukan?” Jadi aku memutuskan untuk menghadiri pertemuan berikutnya.
Pada pertemuan berikutnya, aku memberi tahu Saudari Chen tentang kekhawatiranku: “Sekarang di gereja, para pendeta sering memberi tahu kita tentang Kristus palsu yang menyesatkan manusia selama hari-hari akhir zaman dan bahwa kita tidak seharusnya mendengarkan khotbah sampai membuat kita lengah, atau kita akan mudah disesatkan. Jadi, karena takut ditipu, kita tidak dapat mendengarkan khotbah lain.”
Saudari Chen berkata: “Dalam Alkitab, Tuhan Yahweh berkata: ‘Dan jangan sampai hatimu ciut, dan kamu takut akan desas-desus yang akan terdengar di negeri ini‘ (Jer 51:46). Alkitab juga mengatakan: ‘Karena Tuhan tidak memberikan kita roh ketakutan; tetapi roh yang membangkitkan kuasa, kasih, dan pengendalian diri’ (2 Timotius 1:7). Dari tulisan suci ini kita dapat melihat bahwa Tuhan telah menaruh kuasa dan keberanian di dalam hati kita. Ketika Tuhan beserta kita, tidak ada yang perlu kita takuti, karena Tuhan itu Maha Kuasa dan segala sesuatu di dunia berada di tangan-Nya. Rasa malu dan takut berasal dari Iblis; ketika kita tidak memiliki Tuhan dalam hati kita, kita akan merasa malu-malu dan takut. Sama seperti Raja Saul: Ketika dia memiliki Tuhan di dalam hatinya, dia memenangkan setiap pertempuran; tetapi ketika dia memberontak melawan Tuhan dan ditinggalkan oleh Tuhan, dia menjadi agak malu-malu dalam hatinyya ketika berhadapan dengan sang raksasa, dan bahkan membiarkan negativitasnya menjangkiti pasukannya. Lalu ada juga Daud, seorang bocah gembala tanpa senjata di tangannya. Tetapi dia memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hatinya dan percaya bahwa tidak peduli seberapa ganas musuhnya, dia tetap berada di bawah kekuasaan Tuhan. Jadi, ketika menghadapi raksasa itu, dia tidak malu-malu. Rasa malu dan takut itu berasal dari Iblis. Jika kita menolak mendengarkan jalan yang benar karena malu-malu atau takut, bukankah kita baru saja terperangkap pada rencana keji Iblis? Kita semua tahu bahwa telah disebutkan berkali-kali dalam Wahyu bahwa: ‘Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja‘ (Wahyu 2:7). Ini adalah pencerahan Roh Kudus, dan juga merupakan peringatan Tuhan bahwa dalam hal menyelidiki jalan yang benar, kita harus mendengarkan, memahami, dan menilai sehingga kita dapat memahami keinginan-Nya. Juga dicatat dalam Alkitab bahwa: ‘Demikianlah iman datang dengan mendengar, dan mendengar firman Tuhan’ (Roma 10:17). Dari tulisan suci ini kita dapat melihat bahwa mendengar dan menyelidiki jalan itu adalah prasyarat bagi kita untuk percaya pada jalan yang benar. Jika kita tidak mendengarkan Injil Tuhan pada mulanya, bagaimana kita dapat datang di hadapan Tuhan? Hanya setelah mendengarkan dan menyelidiki jalan yang diberitakan orang lain pada kita, maka kita dapat menilai apakah itu jalan yang benar atau tidak. Domba-domba Tuhan mendengarkan suara Tuhan. Jadi, setelah mendengarkan, baru kita dapat mengetahui apakah itu suara Tuhan atau tidak dan apakah kita memiliki kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan. Tuhan mendukung kita, dan Dia adalah sandaran kita. Jadi, adakah yang perlu kita takuti?” Persekutuan Saudara Chen cukup rasional. Tuhan itu Mahakuasa. Dengan Tuhan sebagai sandaranku, apakah yang harus kutakuti? Saat itu, aku mulai merasa lebih tenang.
Saudari Chen terus berkata, “Mengenai masalah Kristus palsu yang muncul pada akhir zaman untuk menyesatkan manusia, marilah kita lihat apa yang dikatakan Tuhan Yesus: ‘Jadi, jika ada orang yang berkata kepada engkau: Lihat, Kristus ada di sini, atau Kristus ada di sana; jangan engkau percaya. Karena akan bangkit Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu, dan mereka akan membuat tanda-tanda dan mukjizat yang dahsyat; jadi, jika mungkin, mereka akan menyesatkan orang-orang pilihan. Lihatlah, Aku telah memberitahumu sebelumnya‘ (Matius 24:23-24). Ketika Tuhan mengatakan ini, maksud-Nya adalah bahwa dalam hal menanti kedatangan Tuhan, kita harus waspada dan bisa membeda-bedakan. Dan Dia telah jelas memberi tahu kita sifat-sifat Kristus palsu— memperlihatkan tanda-tanda dan keajaiban besar—sehingga kita tidak disesatkan. Namun, maksud Tuhan bukanlah agar kita mengambil sikap untuk tidak mendengarkan mereka yang memberitakan kedatangan Tuhan atau tidak mencari penampakan Kristus palsu di akhir zaman. Tuhan berkata bahwa Dia akan datang segera. Jika kita menghindari dan menolak semua orang yang memberitakan Injil kedatangan Tuhan kembali karena takut ditipu oleh Kristus palsu, bukankah ini sama seperti menutup pintu kita dan tinggal di rumah atau tidak makan karena takut tersedak? Dengan melakukan itu, bagaimana kita dapat menyambut kedatangan Tuhan? Sebenarnya, mudah bagi kita supaya tidak disesatkan oleh Kristus palsu. Selama kita memahami kebenaran dalam membedakan Kristus yang benar dari Kristus yang palsu, tentu saja kita tidak akan disesatkan oleh Kristus palsu atau kehilangan kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan. Jadi, bagaimana kita membedakan Kristus palsu? Mari kita bersekutu tentang aspek kebenaran ini.”
Aku berpikir setiap kata yang disampaikan Saudari Chen itu masuk akal. Tampaknya benar bila dikatakan bahwa jika kita secara pasif menangkis serangan siapa pun yang mengatakan Tuhan telah datang kembali karena takut ditipu oleh Kristus palsu, bukankah kita akan kehilangan kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan? Jika kita dapat membedakan Kristus palsu, kita tidak perlu khawatir akan disesatkan oleh mereka. Jadi ketika mendengar Saudari Chen berkata bahwa dia akan bersekutu dengan kebenaran membedakan Kristus yang sejati dari Kristus-Kristus palsu, aku mendengarkan dengan lebih cermat.
Bersambung …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar